hujan

Selasa, 24 Februari 2015

Menulis Dan Menganalisis sinopsis novel - Rumah Tanpa Jendela –


Menulis Dan Menganalisis sinopsis novel

- Rumah Tanpa Jendela –








A. SINOPSIS
            Rara gadis kecil berusia 8 tahun,ingin sekali memiliki jendela dirumahnya yang kecil berdinding triplek bekas di perkampungan tempat para pemulung tinggal di Menteng Pulu,Jakarta.
            Simbok,nenek Rara yang sakit-sakitan dan Raga (ayah Rara) yang berjualan ikan hias dan tukang sol sepatu ini tidak punya cukup uang untuk membeli selembar daun jendela dan kusennya saja.Rara punya budhe,yaitu Budhe Asih.
            Bersama teman-teman sesama pemulung sebelum mengojek payung disaat musim hujan,Rara bersekolah di rumah singgah sederhana khusus anak jalanan,bu Aliya lah salah satu sukarelawan yang mau membina anak-anak pemulung tersebut.
            Di tempat lain ada Aldo,anak lelaki usia 11 tahun yang sedikit terbelakang merindukan teman di tengah keluarganya yang sibuk.Ia anak bungsu dari pak Syahri dan nyonya Ratna.Kehadiran nek Aisyah menjadi penghibur untuk Aldo,Nek Aisyah sangat menyayanginya.
            Suatu hari Aldo berkenalan dengan Rara yang saat itu mengojek payung dan terserempet mobil Aldo.Sejak itu mereka menjadi akrab.Perkampungan kumuh tempat tinggal Rara terjadi kebakaran akibatnya Raga meninggal dunia dann simbok mengalami luka parahdan dirawat di rumah sakit, sedangkan dirumah Aldo semua panik karena Aldo pergi dari rumah,karena sikap kakaknya yang terus terang merasa malu punya adik seperti dia.
            Lembar kehidupan menanti Rara,ketika simbok telah seuh dan budhenya pun kembali ke Jakarta untuk tinggal bersama ibu dan keponakannya itu setelah merantau keluar kota mencari kerja.
            Sepasang mata bulat Rara terpaut pada sebuah kusen dan jendela bekas pemberian bapaknya telah menghiasi salah satu sudut kamar.kini udara pagi yang segar dan hangatnya matahari bisa masuk kedalam rumah dan setiap malam Rara dapat mengintip bulan.

B. ANALISIS UNSUR INTRINSIK :
            1. Tema :
            Seorang gadis kecil yang berkeinginan memiliki rumah berjendela yang mampu hidup tanpa kehilangan rasa syukur,ketika satu per sat kebahagiannya diambil darinya.
            2. Tokoh
a. Utama :
*   Rara
*  Aldo
b. Protagonis :

*  Raga (Bapak Rara)             
*  Aliya
*  Abah Aliya
*  Umi Aliya
*  Yati
*  Akbar
*  Raffi
*  Adam
c. Antagonis :
*  Mama Aldo
*  Papa Aldo
*  Andini (kakak Aldo)
d. Tritagonis
*  Nek Aisyah
*  Simbok
*  Budhe Asih
C. PEWATAKAN
          Langsung :
*   Rara : Pekerja keras  (Mulai besok Rara bertekad untuk bekerja lebih keras lagi.).
*  Raffi : Tidak mudah sakit hati/tersinggung (Raffi yang gagap ketika berbicara,dan tidak mudah tersinggung jika temannya menetertawakannya saat ia bicara tergagap-gagap)
*  Akbar : Penakut (Dia dan bapakny itu adalah preman yang sangar namu dia takut badut).
*  Yati : Pendiam dan penyayang (Pendiam dengan ibunya yang kalau kumat suka melempar barang di sekitarnya,serta bersedia jika ibunya menyuruh menjaga adiknya).
*  Budhe Asih : Murah hati (Suka mengeluarkan uang untuk Rara dengan sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan bapak Rara).
*  Aliya : Baik hati dan peduli antar sesama (Baru merintis sekolah singgah gratis dengan menggunakan uang tabunganya).
*  Raga (Bapak Rara) : Selalu ingin membuat orang yang ia sayangi bahagia (setiap hari mengkalkulasi penghasilan kerjanya setiap melewati tumpukan barang rongsok yang dijual dikolong jembatan mengingat keinginan Rara memiliki jendela ).
*   Andini : Suka merendahkan orang lain (Tertawa dan menghina adiknya ketika Aldo meminta masuk sekolah biasa).
*  Adam : Pintar ( Dekat dengan dunia psikolog dan kedokteran ).
*  Aldo : Baik hati (Membantu Rara memunguti kusen dan jendela bekas yang sebagian kacanya hilang ).
*  Nenek Aldo : Mudah bergaul dan periang ( Suka mengajak Aldo, Adam, Rara dan teman-temannya bernyanyi bersama ketika Rara datang ke rumah Aldo ).
*  Ibu Rara : Cerdas ( Ibu Rara memang cerdas, tidak seperti kebanyakan ibu teman-teman Rara ).
*  Simbok : Penyayang ( Bersedia membantu menjahit baju Rara dan mencuci sepatu Rara yang kumal ).

Tidak Langsung :
*  Mama Aldo : Tidak pernah bersyukur atas pemberian Tuhan ( “Tetapi bukan seperti ini yang kuharapkan...tidak seperti Aldo” ).
*  Papa Aldo : Tanggap dan bijaksana (“ Sejak semalam papa minta tolong ke karyawan mencari Aldo, tapi belum ada kabar ”).
*  Umi Aliya : Otoriter (“ Menikahlah... Ummi yakin Deni mengizinkanmu untuk kuliah ”).
*  Abah Aliya : Otoriter (“ Apa yang Aliya pikirkan ? dia baik kenapa harus dipikir? ”).
D. LATAR
*     Latar Waktu
*     Pagi hari
*     Siang hari
*     Sore hari
*     Malam hari
*     Saat musim hujan
*     Latar  Suasana
*     Menyedihkan
*     Menegangkan
*     Mengharukan
*     Membahagiakan/Menyenangkan
*     Latar Tempat
*     Dirumah Rara
*     Diperkampungan kumuh
*     Disekolah singgah
*     Dirumah Aliya
*     Dirumah Aldo
*     Disepanjang jalan
*     Didaerah pinggiran dekat kolong tol
*     Diruang ICU/dirumah sakit
E. ALUR
            Alur maju
F. TAHAPAN ALUR
*     PENGENALAN
Ketika Rara pamitan dengan simbok sore itu,satu-satunya yang memenuhi kepala Rara adalah bayangan tentang ultah kakak Aldo yang meriah.Namun saat dipertengahan acara Aldo menerima telpon dari bu Aliya untuk Rara.Setelah menerima telepon kaki Rara dingin ketika mendengar satu kalimat dari bu Aliya.
*     KONFLIK
Kebakaran terjadi diperkampungan Rara dan teman-temannya tinggal dan penyebabnya belum diketahui.
*    KLIMAKS
Menurut Sakri mengatakan bahwa sebilah kayu besar yang sudah menjelma bara api yang melayang kearah Bapa Rara ketika Bapak Rara hendak menyelamatkan Simbok. Akibat dari kebakaran tersebut adalah Bapak Rara meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit dan Simbok yang mengalami luka yang cukup parah.
*    ANTI KLIMAKS
Bapak Rara segera dimakamkan dan Simbok dilarikan ke rumah sakit. Dan tiba-tiba Aldo datang kerumah sakit mendatangi Rara dan mengajaknya pergi bersamanya. Aldo merasa bersalah karena dirinyalah pesta ultah kak Andini berantakan dan juga karenanya cincin safir hitam milik Mamanya hilang.
*    PELERAIAN DAN PENYELESAIAN
Kak Adam dan Bu Aliya berhasil menemukan Rara dan Aldo, ketika mereka dikejar orang gila yang mengamuk dan memburu mereka. Perkelahian nyaris terjadi, untunglah mereka bisa melarikan diri.Kini sejak peristiwa tersebut hubungan Aldo dengan keluarganya membaik dan juga bersikap manis kepada Rara. Lembar kehidupan baru menanti Rara, ketika Simboknya telah sembuh dan Budenya kembali ke Jakarta. Rara memandangi kusen dan jendela bekas pemberian bapak telah menghiasi salah satu sudut kamar, kini udara pagi segar dan hangat matahari bisa masuk ke dalam kamarnya. Sekarang setiap malam Rara dapat mengintip bulan.

Sekian dari saya. Kurang dan lebih nya saya mohon maaf.
Semoga bermanfaat bagi kalian semua, amin....

1 komentar: